Rabu, 17 April 2019

Seberapa dekat manusia dengan teknologi ?

Manusia adalah makhluk sosial. Kita diciptakan dan ditakdirkan untuk menjalani hidup dengan bertumpu satu sama lain, entah dalam berbagai bentuk dan tujuan hubungan antar manusia tersebut. Berkomunikasi dan berbicara dengan orang-orang yang kita kenal atau kita sayangi adalah keseharian rutin yang kita jalani sebagai makhluk sosial. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi informasi, pola interaksi kita dengan sesama berubah. Sering kita dengar ungkapan "handphone mendekatkan yang jauh, tetapi menjauhkan yang dekat". Menurut pendapat saya benar demikian terjadi. Pola komunikasi antar manusia berubah kian drastis. Kita tidak lagi berinteraksi dengan orang lain untuk bisa mengetahui jam berapa sekarang. Kita juga tidak lagi bertanya pada orang untuk meminta petunjuk arah. Semua teknologi yang muncul memudahkan kita, dan menjauhkan kita dari orang-orang di sekitar kita. Teknologi yang tersedia eksklusif bagi kita telah memutus interaksi kita dengan orang-orang di sekitar kita. Hiburan kini tersedia di internet dalam bentuk apapun yang Anda inginkan, video, musik, film, dan lain-lain. Anda tidak lagi menonton pertunjukan secara langsung dan bertemu dengan orang-orang, maupun pergi bersama teman-teman sesering ketika belum ada hiburan berbasis internet. Kita tidak lagi terhubung dengan orang-orang secara alami, tidak lagi melalui tutur dan tatap muka. Apa dampaknya ketika kita tidak lagi menjadi manusia secara 'alami'? Office of National Statistics Inggris menemukan bahwa 10 persen dari populasi yang berusia 16-24 tahun selalu atau sering merasa kesepian [1]. Persentase tersebut merupakan yang tertinggi dari seluruh kelompok usia. Tentu tidak dapat begitu saja dipastikan bahwa hasil yang diperoleh di Inggris mampu mewakili negara-negara lain di dunia, tapi hasil tersebut bisa menjadi gambaran kasar. Sebuah gambaran bahwa kaum milenial yang merupakan pengguna teknologi paling getol adalah golongan umur paling kesepian. Artikel yang saya tulis ini tidak didasari pada teori maupun analisis ilmiah, hanya sekedar pemikiran dan pendapat. Pertanyaan akan saya kembalikan kepada Anda para pembaca sekalian. Apakah Anda merasa demikian kesepian sebagai pengguna intensif teknologi informasi? Apakah berinteraksi dengan sesama secara langsung terasa berbeda dibandingkan melalui aplikasi pesan singkat maupun telepon? Referensi: [1] https://www.bbc.com/news/education-43711606

Minggu, 11 November 2018

BAHASA SEBAGAI SALAH SATU UNSUR BUDAYA

Menurut Opini Saya,bahasa berasal dari turun temurun dan Diciptakan sebagai alat untuk berkomunikasi dari makhluk ke makhluk lainnya,disamping itu,setiap negara,kota dan daerah lainnya memiliki budaya berbahasa yang berbeda-beda.
PROKSEMIK JARAK PUBLIK & SOSIAL


Istilah proksemik diperkenalkan oleh seorang antropologisEdward T. Hall pada tahun 1966 untuk menjelaskan jarak antar-manusia sesuai dengan cara mereka berinteraksi.[1] Efek dari proksemik, menurut Hall, bisa disimpulkan secara gamblang dalam kalimat berikut:
Seperti gravitasi, pengaruh dari dua badan satu sama lain adalah berbanding terbalik tidak hanya kepada kuadrat dari jarak mereka, tetapi juga bahkan pangkat tiga dari jarak antara mereka.
Edward T Hall membagi jarak ke dalam 4 jenis  jarak publik, jarak sosial, jarak personal, dan jarak akrab/intim.

Jarak Publik
Jarak ini ditujukan kepada orang lain, contohnya pada saat gubernur berpidato kepada masyarakat. Jarak publik dibagi menjadi 2, yaitu jarak dekat dan jauh. Jarak dekatnya 3,6 sampai 7,5 meter sedangkan jarak jauhnya lebih dari 7,5 meter.

Jarak Sosial
Jarak ini ditujukan kepada individu/orang kita kenal atau asing, contoh seperti berbicara kepada penjual dan kenalan yang kita kenal. Jarak sosial juga dibagi 2, yaitu jarak dekat dan jauh. Jarak dekatnya 1,2 sampai 2,1 meter sedangkan jarak jauhnya 2,1 sampai 3,6 meter.



Sabtu, 06 Oktober 2018

Kelompok 5 Manusia Dan Keindahan 1PA07

Manusia Dan Keindahan

MANUSIA DAN KEINDAHAN

Manusia adalah makhluk yang paling peka terhadap keindahan, tidak seperti makhluk hidup yang lainnya. Apabila orang yang sudah terbiasa hidup dengan keindahan, lalu melihat orang lain yang tidak besih atau indah maka mereka pasti akan menjauh dan mencoba untuk menjaga keindahan yang mereka punya.
Keindahan sendiri mempunyai arti abstrak dan memerlukan penampilan atau memerlukan wujud nyata, dengan kata lain keindahan berhubungan dengan bentuk. Menurut cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebuah benda tertentu yang indah. Dalam pembatasan filsafat, kedua pengertian ini kadang-kadang sering dicampur adukkan.
Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian, yaitu sebagai berikut :
  1. Keindahan dalam arti luas
  2. Keindahan dalam arti estetis murni
  3. Keindahan dalam arti terbatasdalam pengertiannya dengan penglihatan
Keindahan mempunyai nilai estetik yang disebut keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan pendengaran.
Nilai Estetik
Nilai estetik adalah nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang mencakup pengertian keindahan. Nilai adalah suatu kenyataan psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari penggunaannya karena terdapat dalam jiwa manusia dan sesuatu benda yang dapat terbukti kebenarannya.
Hubungan Kebudayaan dengan Keindahan
Kebudayaan disetiap daerah harus memiliki nilai estetika karena apabila kebudayaan itu memiliki nilai estetika, maka orang yang memiliki budaya itu akan bangga terhadap budaya mereka dan tak akan terbawa ke budaya lain dan budaya lain pun akan memuji keindahan dari kebudayaan yang mereka punya pula.
Sumber :